Budidaya Sayuran Organik di Halaman Rumah

Budidaya Sayuran Organik di Halaman Rumah

5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh

Zona Organik - 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh - Salah satu aspek pertanian organik adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan pestisida yang dibuat dari tumbuhan. Di alam, tumbuhan mengandung berbagai bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder yang digunakan untuk alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Lebih dari 2.400 jenis tumbuhan dari 235 Famili dilaporkan mengandung bahan pestisida.

Pembuatan pestisida nabati biasanya dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

  1. untuk menghasilkan pestisida nabati yang berupa tepung atau bubuk, biasanya dilakukan dengan cara: penggerusan, penumbukan, pembakaran, dan pengepresan.

  2. untuk menghasilkan pestisida nabati yang berupa ekstrak, dilakukan dengan cara merendam bagian tumbuhan.

  3. sedangkan ekstraksi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga ahli dan dengan peralatan yang khusus pula. (Kardinan, 2000).


Berikut ini 5 jenis Tanaman yang berkhasiat sebagai Pestisida Nabati yang Ampuh:

1. Tanaman Babadotan (Ageratum conyzoides L.)

[caption id="attachment_737" align="aligncenter" width="550"]Babadotan 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh Babadotan 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh[/caption]

Tanaman Babadotan memiliki ciri sebagai berikut:

  • berdaun tunggal

  • bertangkai

  • bentuk bulat telur

  • tepi bergigi

  • ujung runcing

  • pangkal membulat

  • panjang 3-4 cm

  • lebar 1-2,5 cm

  • letak daun berhadapan bersilang dan berwarna hijau


Tumbuhan babadotan banyak tumbuh di lingkungan rumah atau di pekarangan sampai ketinggian 2100 dpl, di ladang tandus, padang rumput, pinggir jalan, dan kebun-kebun. Perbanyakan melalui biji dan bila batangnya menyentuh tanah maka akan keluar akar tumbuh.

Bagian tanaman babadotan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daunnya.

Cara pembuatannya, daun dihaluskan dengan mixer atau ditumbuk secara manual dan dicampur dengan pelarut.

Daun mengandung saponin, flavanoid dan polifenol. Selain itu daunnya mengandung minyak atsiri.

Daun yang diekstrak dengan metanol pada konsentrasi 1% beracun terhadap serangga. Tepung daunnya yang dicampur dengan tepung terigu mampu menghambat pertumbuhan larva serangga menjadi pupa.

2. Tanaman Bitung (Barringtonia acutangula BL.)

[caption id="attachment_738" align="aligncenter" width="550"]Bitung 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh Bitung 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh[/caption]

Tumbuhan bitung merupakan tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 17 m. Buah berbentuk segi empat, sebesar kepalan tangan orang dewasa, terdiri atas kulit yang serabut dan di dalamnya terdapat biji. Berat biji antara 150-200 gr/buah.

Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah biji. Biji langsung dapat digunakan sebagai pestisida nabati dengan mencampurnya dengan pelarut atau dikeringkan terlebih dulu kemudian dibuat tepung.

Biji Bitung mengandung saponin dan triterpenoids. Biji Bitung yang diekstrak mampu menghambat pertumbuhan larva Crucila trifenestrata sebesar 35% dan mampu mempengaruhi fekunditas (produksi telur) serangga sekitar 60%.

Tepung biji Bitung yang dicampurkan ke dalam tepung terigu pada konsentrasi 10% mampu menolak populasi serangga Sitophilus sp sampai dengan 80% dan membunuh 60% populasi serangga Sitophilus sp.

3. Jeringau atau Daringau (Acorus calamus L.)

[caption id="attachment_739" align="aligncenter" width="550"]Jeringau 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh Jeringau 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh[/caption]

Tanaman jeringau merupakan herba menahun dengan tinggi sekitar 75 cm yang tumbuh di tempat yang lembab, seperti rawa dan air pada semua ketinggian tempat. Batang basah, pendek, membentuk rimpang dan berwarna putih kotor.

Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah rimpang. Rimpang dapat digunakan dalam dua bentuk yaitu berbentuk tepung dan minyak.

Untuk membuat tepung, rimpang diiris-iris, dikeringkan kemudan ditumbuk. Sedangkan bentuk minyak dibuat dengan cara diekstrak menggunakan soxhlet.

Komposisi minyak rimpang jeringau terdiri dari asarone (82%), kolamenol (5%), kolameone (1%0, metil eugenol (1%) dan eugenol (0,3%)>.

Rimpang jeringau dapat digunakan sebagai bahan insektisida yang bekerja sebagai:

  1. repellent (penolak serangga)

  2. antifeedant (penurun nafsu makan)

  3. antifertilitas (pemandul)


Tepung rimpang jerungau dengan konsentrasi 3-5% berpengaruh terhadap mortalitas serangga Sitophilus sp. Rimpang jeringau bisa juga dimanfaatkan untuk membasmi beberapa jenis kutu, rayap dan walang sangit.

4. Sirsak (Annona muricata L.)

[caption id="attachment_740" align="aligncenter" width="550"]Sirsak 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh Sirsak 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh[/caption]

Tanaman sirsak memiliki ciri-ciri: batang berkayu bulat dan bercabang, buah majemuk, bulat telur, panjang 15-35 cm, diameter 10-15 cm dan berwarna hijau, biji bulat telur, keras dan berwarna hitam, akar tunggang.

Untuk ramuan insektisida nabati, daun dan biji sirsak perlu dihaluskan terlebih dahulu lalu dicampur dengan pelarut.

Buah yang mentah, biji, daun, dan akarnya mengandung senyawa kimia annonain. Selain itu mengandung minyak atsiri antara 42-45%. Daun dan biji dapat berfungsi sebagai insektsida, larvasida, repellent dan antifeedant. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama-hama lainnya.

5. Akar Tuba (Derris elliptica)

[caption id="attachment_741" align="aligncenter" width="550"]Akar tuba 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh Akar tuba 5 Tanaman Pestisida Nabati Ampuh[/caption]

Akar Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana) memiliki  7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Tanaman Akar Tuba ini memiliki  daun muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Di bagian bawah daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan ketinggian hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan.

Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah akarnya. Akar dipotong-potong dan ditumbuk kemudian direndam air selama 24 jam. Tanaman Tuba merupakan penghasil bahan beracun yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan.

Bahan utama yang terkandung dalam akar tuba adalah Rotenon. Bahan aktif lain yang terdapat pada akar tanaman Tuba adalah Deguelin, Elliptone dan Toxicarol. Akar Tuba memiliki spektrum yang luas. Beberapa serangga target yang bisa dikendalikan dengan akar Tuba adalah serangga Lepidoptera, larv Coleoptera,  Aphis, nyamuk, Coccus viridis dan Myzus persicae.

Jangan lupa baca juga:

Bibit Cabe Tumbuh Subur Dengan Air Leri Cucian Beras

Demikian 5 jenis Tanaman yang berkhasiat sebagai Pestisida Nabati yang Ampuh, semoga bermanfaat.

Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus

Zona Organik - Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus - Organic Gardening - Growing Vegetables Organically - Kacang panjang merupakan salah satu sayuran buah yang biasa digunakan sebagai bahan pecel, urab, dan tentunya sayur. Rasanya sangat lezat baik dalam kondisi dimasak maupun mentah sebagai lalapan, itulah sebabnya kami sangat menyukainya, terutama sebagai lalapan.

Kami menanam kacang panjang menggunakan benih dari membeli di toko pertanian, yaitu Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus produk dari PT. Dinasty Inti Agrosarana.

Varietas ini sangat cocok untuk dataran rendah sampai menengah. Mempunyai daya adaptasi tinggi serta sangat tahan terhadap serangan virus. Buahnya sangat lebat mulai dari ketiak daun bawah sampai atas.

Buahnya berwarna hijau mengkilap dan sangat keras sehingga tahan untuk disimpan dan tahan pada transportasi pengiriman jarak jauh.
Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus
Panjang buah rata-rata 70-90 cm, umur panen kurang lebih 40 hari setelah tanam dengan potensi produksi 30-40 ton/hektar.

Menanam benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus disarankan banyak menggunakan pupuk kandang atau pupuk organik dan pengairan yang baik.

Spesifikasi Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus:
  1. Purity (kemurnian): 98%
  2. Germination (daya tumbuh): Min. 85%
Sama dengan tanaman sayuran lainnya, kami menanam kacang panjang di pekarangan rumah secara organik dengan menggunakan karung bekas.

Media tanam yang kami gunakan adalah campuran tanah pekarangan dengan kompos daun dan pupuk kandang plus arang sekam.

Kami menanam kacang panjang ini menjelang bulan Ramadhan, dengan harapan ketika hari raya Idul Fitri nanti sudah panen, karena biasanya saat itulah harga sayuran naik, berharap mendapat keuntungan yang lumayan banyak.

Kami menanam kacang panjang, selain memang suka sebagai lalapan, juga karena biasanya harganya cukup mahal, sehingga dapat memperoleh keuntungan dari itu.

Lalapan merupakan sayuran dan buah mentah yang biasanya langsung dimakan dengan sambal sebagai teman makan nasi. Oleh karena mentah, maka dikhawatirkan masih ada kandungan bahan kimia (jika membeli di pasar), oleh karena itu, kami menanm sendiri secara organik agar bebas dari bahan kimia berbahayan dan sehat bagi kesehatan keluarga kami.

Dalam menanam Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus ini kami berbagi tugas:

Saya membuat dan menyediakan media tanam dalam karung. Istri saya menanam benih. Anak-anak membantu menyiram. Kegiatan ini biasanya kami lakukan di sore hari secara bersama-sama. Bahkan orang tua kami juga kadang membantu mencabut gulma yang tumbuh di sekitar karung media tanam.

Jangan lupa baca juga:

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Jangan lupa simak juga videonya berikut ini:



Demikian Benih Kacang Panjang Unggul Marathon Tahan Virus, selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Zona Organik - Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik - Organic Gardening - Growing Vegetables Organically - Pemanfaatan halaman dan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran organik memberikan banyak manfaat.

Pada umumnya, halaman rumah hanya ditanami berbagai tanaman bunga saja, atau bahkan ada juga yang dibiarkan begitu saja ditumbuhi rerumputan, demikian juga dengan pekarangan rumah.

Sungguh sangat disayangkan, dengan sedikit ketekunan, halaman dan pekarangan rumah bisa mendatangkan banyak manfaat bagi keluarga, yaitu dengan budidaya sayuran organik.

Berikut ini foto-foto dari pemanfaatan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran organik:

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Lahan sempit di halaman dan pekarangan rumah bisa kita tanami dengan sayuran seperti cabe dan bayam. Manfaatnya akan terasa lebih besar jika dilakukan secara organik, baik pemupukan maupun pengendalian hama dan penyakitnya. Pupuk menggunakan kotoran hewan, pestisida menggunakan fermentasi daun-daunan yang memiliki rasa pahit.

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Dengan menanam sayuran di halaman rumah, maka akan tercipta pemandangan hijau, segar, dan asri ketika kita keluar rumah. Udara segar dapat kita rasakan yang berasal dari oksigen yang dilepaskan oleh tanaman.

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Kegiatan berkebun bisa menjadi sarana berkumpulnya anggota keluarga, kami selalu berbagi tugas. Saya mempersiapkan media tanam, istri memindahkan tanaman ke wadah budidaya, yaitu karung bekas, dan anak-anak bertugas menyiram tanaman.

Ini menjadi sebuah kebersamaan yang menyenangkan, apalagi jika sedang memetik/panen, rasanya puas.

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik

Kebanyakan pagar jalan menggunakan tanaman teh-tehan atau tanaman pagar lainnya, padahal itu kurang bermanfaat, menurut kami sebaiknya ganti saja dengan berbagai macam sayuran dan ditata sedemikian rupa sehingga tetap memberikan nilai estetika atau keindahan bagi pengguna jalan yang melintas.

Oleh karena itu, melalui ZonaOrganik.Com ini, kami mengajak para pembaca sekalian mulai saat ini untuk memanfaatkan halaman dan pekarangan rumah untuk budidaya sayuran organik.

Jangan lupa baca juga:

Sampah Daun yang Telah Membusuk di Pekarangan Tambahan Pupuk Oragnik

Lihat juga videonya:



Demikian Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Sayuran Organik, selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

ZonaOrganik.Com - Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik - Organic gardening - Growing Vegetables Organically - Pemanfaatan barang bekas saat ini gencar disosialisasikan oleh pemerintah, hal itu untuk mengurangi sampah rumah tangga yang kian hari kian menumpuk.

Salah satu pemanfaatan barang bekas yang kami lakukan adalah kertas bekas sebagai bahan pembuat pot untuk persemaian cabe hias organik. Keuntungannya adalah murah, mudah, dan aman.

Murah, karena tidak usah membeli; mudah dan cepat cara pembuatannya; dan aman, karena pot kertas bisa langsung ditanam bersama tanaman ke dalam media tanam dan dapat terurai.

Selain untuk cabe hias, pot kertas ini juga kami gunakan untuk persemaian tanaman sayuran lainnya yang kami tanam untuk Pemanfaatan Lahan Sempit untuk Bercocok Tanam.

Berikut ini Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik:

1. Alat dan bahan

Peralatan untuk membuat pot kertas antara lain kertas bekas dan botol bekas. Kertas yang bisa digunakan misalnya koran, kertas soal, majalah, dan kertas lainnya yang penting bukan kertas yang mengkilat.

Botol untuk cetakan sekaligus ukuran, sesuai keinginan. Gunakan botol yang memiliki diamater sama dari atas sampai bawah. Kalau kami menggunakan botol kraktingdaeng.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik
 
2. Lipat kertas menjadi 2 dengan arah memanjang. Rapikan agar mudah dalam menggulungnya.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

3. Letakkan botol kraktingdaeng di atas lipatan kertas, sisahkan sisi kertas 3 cm sebagai alas pot.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

4. Gulung kertas rapat-rapat agar kencang hingga habis. Usahakan gulungan rapi dan tidak miring agar pot yang kita buat bentuknya rapih.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

5. Lipat bagian bawah botol, tekan agar kuat dan rapih.
 
Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

6. Setiap sudut lipatan pada bawah botol dilipat ke dalam sebagai pengunci dasar pot. Bila perlu tekan bawah botol ke lantai atau kayu agar alas pot menjadi kuat.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

7. Lepaskan pot dari botol. Lipat bibir pot ke dalam sepanjang 0,5 cm untuk mengunci bagian atas pot.
Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

8. Tekan sekeliling bibir pot agar kuat dan tidak mudah lepas sekaligus untuk merapikan tampilan pot.

Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik

Setelah jadi, pot siap diisi media tanam sebagai wadah untuk persemaian. Untuk lebih jelasnya, bisa kita simak video berikut ini:



Jangan lupa baca juga:

Budidaya Cabe Organik Membuat Media Tanam Subur

Demikian Cara Membuat Pot Kertas Persemaian Cabe Hias Organik, selamat mencoba, semoga bermanfaat.

Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe

ZonaOrganik.Com - Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe - Organic Gardening - Growing Vegetables Organically - Penyakit yang umumnya menyerang cabe adalah keriting daun. Terdapat beberapa hama dan penyakit yang sangat berbahaya bagi tanaman cabe. Salah satunya adalah keriting daun.

Keriting daun pada cabe disebabkan oleh virus yang merusak klorofil daun dan berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan menurunnya produksi bahkan tanaman akan mati secara perlahan.

Penyebab Keriting Daun pada Cabe

Keriting daun pada cabe diawali oleh hama thrips, yaitu kutu berwarna putih (kutu kebul), panjang tubuh lebih kurang 1 mm, serangga ini tergolong kecil namun dapat dilihat dengan mata telanjang, hama ini pemangsa segala jenis tanaman.

Kutu kebul menyerang tanaman muda secara bergerombol, daun yang terserang akan mengerut dan melingkar, cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu kebul akan mengundang semut dan embun jelaga berdatangan. Embun jelaga yang berwarna hitam ini menandakan adanya serangan kutu thrips.

Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe

Gejala Serangan Hama Trips (kutu kebul) dan Virus:
  1. Adanya garis-garis pada daun dan berwarna keperakan seperti noda akibat dimakan kutu thrips.
  2. Kemudian warna tersebut berubah menjadi coklat muda.
  3. Kutu thrips berada pada bagian bawah daun dan mudah terlihat disaat pagi hari atau sebelum terik matahari, kutu thrips pada saat terik akan sembunyi di sela-sela daun sehingga kurang terlihat.
  4. Hama kutu thrips merupakan sebagai carrier atau pembawa virus yang menyebabkan penyakit keriting daun pada tanaman cabai, apabila tanaman telah terserang virus yang dibawa oleh kutu thrips maka penanggulangan akan sulit karena tidak ada obat kimia yang dapat mengatasi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencabut batang dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe

Gejala serangan virus adalah:
  1. Bercak kuning di atas permukaan daun, perlahan meluas hingga seluruh permukaan daun menguning.
  2. Bentuk daun menjadi lebih kecil dari ukuran normal.
  3. Daun melengkung dan kaku.
  4. Daun terlihat keriting.
  5. Setelah kuning daun sebagian besar rontok.
  6. Di bawah permukaan daun terdapat hama/kutu berwarna putih.
Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi tanaman cabe yang terserang hama dan penyakit daun keriting, yaitu sebagai berikut:
  1. Melakukan penyemprotan pada tanaman cabai yang terserang dengan air pada pagi dan sore hari. Hal ini dimaksudkan agar serangga tidak aktif untuk berkembang biak. Sehingga tidak terjadi ledakan hama.
  2. Melakukan budidaya cabe di dalam rumah plastik (greenhouse) yang steril, sehingga kutu kebul tidak bisa masuk dan menyerang cabe.
Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe

Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe Secara Organik

Jika tanaman cabe sudah terlajur terserang keriting daun, maka kita harus membuat obat semprot atau pestisida. Kami melakukan budidaya cabe secara organik, oleh karena itu, pestisida yang kami gunakan juga organik, artinya memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun-daunan.

Berikut ini cara mencegah keriting daun pada cabe dengan pestisida organik:

Bahan pestisida organik antara lain:
  1. 1 kg daun brotowali atau bisa juga digantikan dengan daun-daun yang pahit.
  2. 10 sendok makan kapur
  3. 1 kg kunyit
Cara membuat pestisida organik sebagai cara mencegah keriting daun pada cabe adalah sebagai berikut:
  1. ketiga bahan tadi ditumbuk dan diambil airnya
  2. dicampur dengan air 30 sampai 50 liter.
Cara penggunaan:
disemprot ke daun secara merata dengan stelan berkabut.

Ingat, jangan sampai terlewat bagian bawah daun, karena kutu kebul bersarang pada daun bagian bawah.

Demikian Cara Mencegah Keriting Daun pada Cabe, selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Bhut Jolokia the Hottest Chili in the World

ZonaOrganik.Com - Bhut Jolokia the Hottest Chili in the World - Ever eat the hottest peppers in the world? If you do not try it Bhut Jolokia! Bhut Jolokia or Ghost Pepper is a chili that has a high level of spiciness. Even aside used as a cooking spice, chili is also used as a weapon is as pepper spray and used as hand grenades. Once tried you will never forget the experience feel this chili spiciness.

How to plant Bhut Jolokia the same as a regular chili. If the seeds are still in a fresh state within 3-4 days usually only had to sprout, but if in a dry state takes approximately 1 month or more for germination. Only with one Bhut Jolokia plus one giant Aconcagua can be made steady chili sauce. Want to try?

Chili devil is one of the hottest chili in the world. The chili came from northeast India (Assam, Nagaland, Manipur) and Bangladesh. In Assam and Bengali language, this is called Bhut Jolokia chili, meaning "chili devil", or dragon marica means "chili dragon".

In 2006, the Bhut Jolokia was announced by Guinness World Records as the world's hottest chilli pungency level reached 1,001,304 Scoville scale. This means much more spicy than chili pepper. However, since 2011, its position has been replaced by Trinidad Moruga Scorpion-shaped but more spicy habanero chili longer than the devil.


Bhut Jolokia the Hottest Chili in the World

This chili shape plump wrinkles and small size. Assam residents believe that much eating Bhut Jolokia chili can help treat some diseases, such as:
  1. combat rheumatic diseases
  2. cancer
  3. rheumatism
  4. osteoporosis
  5. lowering blood pressure and cholesterol.
Bhut Jolokia, the hottest chili in the world is to contain vitamin A, C, potassium, magnesium, and iron which can help prevent:
  1. blood clotting
  2. removing plaque from arteries
  3. heal wounds
  4. ward off the flu.
Bhut Jolokia contains photochemical that can reduce cancer cells and tumors. The active ingredient in Capsicum, stimulate the brain and salivary glands release endorphins into the body. Endorphins are natural painkillers nature and give pleasure.

Capsicum is also the main ingredient for reducing arthritis and diabetic nerve damage. In traditional medicine, ghost peppers are used for diseases of cold hands and feet, sore back muscles, rheumatism, sprains and bruises.

As quoted from GaeaTimes, Indian scientists are developing a hand grenade from the Bhut Jolokia. Research conducted India's defense ministry said, Bhut Jolokia if processed into hand grenades can be a weapon against extremists in order to come out of hiding or disperse the crowds.

How to planting Bhut Jolokia, read Simple Ways Growing Bhut Jolokia Organically
Read also: 7 Pot Jonah Super Hot Chili
We have bought the seeds of Bhut Jolokia. We will soon sow this seed in this week.

Keuntungan Penggunaan Pupuk Organik dari Bahan Hijauan Legum

ZonaOrganik.Com - Keuntungan Penggunaan Pupuk Organik dari Bahan Hijauan Legum - Hampir semua tanaman bisa dijadikan pupuk organik, namun beberapa tanaman memiliki kelebihan dibanding lainnya. Salah satunya adalah jenis tanaman legum atau kacang-kacangan.

Tanaman legum sangat baik digunakan sebagai pupuk organik yang murah meriah dan mudah didapatkan di sekitar kita.

Pupuk organik bahan hijauan yang berasal dari tanaman legum atau kacang-kacangan memiliki keuntungan lebih jika digunakan, yaitu sebagai berikut:
  1. Mendukung pertumbuhan beberapa mikroorganisme yang menguntungkan tanaman.
  2. Memperkaya bahan organik.
  3. Mengembalikan unsur hara yang tercuci.
  4. Mengurangi terjadinya resiko erosi.
  5. Menekan pertumbuhan gulma.
Keuntungan Penggunaan Pupuk Organik dari Bahan Hijauan Legum

Beberapa contoh tanaman dan tumbuhan yang dapat ditanam dan digunakan sebagai bahan pupuk organik adalah sebagai berikut:
  1. orok-orok,
  2. tanaman perdu yang berumur 2 hingga 4 bulan,
  3. lamtoro,
  4. turi,
  5. semak-semak
Beberapa limbah tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk organik adalah sebagai berikut:
  1. jerami
  2. sekam padi
  3. batang pohon pisang
  4. gulma
  5. sayuran yang sudah busuk
  6. sisa tanaman jagung
  7. sabut kelapa
Tanaman air yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik antara lain:
  1. ganggang biru
  2. gulma air
  3. enceng gondok
  4. azola
Keuntungan Penggunaan Pupuk Organik dari Bahan Hijauan Legum
Masih banyak lagi bahan-bahan alami yang bisa kita gunakan sebagai bahan pembuat pupuk organik. Kita dituntut untuk kreatif memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar rumah kita sebagai pupuk organik.

Tentang tanaman legum selengkapnya bisa dibaca pada 5 Manfaat Penting Tanaman Legum Bagi Manusia.

Demikian Keuntungan Penggunaan Pupuk Organik dari Bahan Hijauan Legum, selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

ZonaOrganik.Com - Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya - Tujuan kita menanam atau melakukan budidaya tanaman adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu kita harus menempuh beberapa cara dan tahapan. Salah satunya adalah tahapan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Sekarang ini pemerintah sedang menggalakan pertanian secara terpadu dari proses awal hingga pasca panen, termasuk di dalamnya adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman budidaya.

Terdapat 5 cara untuk mengedalikan hama dan penyakit tanaman budidaya, yaitu fisik dan mekanik, penggunaan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, cara bercocok tanam, biologi, dan kimia.

Berikut ini penjelasannya satu persatu:

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Fisik dan Mekanik

Pengendalian hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara. Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap.

Terkadang cara ini lebih efektif untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan memperhatikan waktu dan tempat yang tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat jengkal yang aktivitas hidupnya pada siang hari hal ini akan efektif tetapi akan terasa berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak atau ulat tanah secara fisik pada siang hari karena ulat grayak atau ulat tanah tidak akan ditemukan pada siang hari, demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga perhatikan siklus dari serangga hama maksudnya apabila anda ingin mengendalikan hama ulat tetapi saat ini siklusnya untuk daerah tersebut sudah menjadi kupu-kupu atau ngengat, maka jangan berharap anda bisa menemukan ulat yang anda maksud. Untuk itu kenali dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari serangga hama yang akan kita kendalikan secara fisik.

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Penggunaan Varietas Tahan

Penggunaan varietas tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan murah bagi petani. Telah banyak varietas-varietas padi yang dilepas oleh Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian dan lembaga riset dalam dan luar negeri yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tanaman.

Penggunaan varietas tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun penggunaan varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu timbulnya biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk itu dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas padi yang memiliki berbagai tingkat ketahanan. Tindakan ini telah berhasil dalam menekan perkembangan penyakit blas dan tungro di Sulawesi Selatan. Karena pencapuran menanam padi yang memiliki keragaman tingkat ketahanan ini merupakan tindakan untuk meningkatkan diversifikasi lingkungan yang dapat menekan laju perkembangan populasi hama atau patogen.

Pada tingkat ini adalah peran dari para peneliti pertanian. Bagaimana mereka dapat menciptakan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu saja dengan hasil yang lebih baik dari varietas sebelumnya. Sedangkan peran petani adalah dengan menanam jenis / varietas yang telah lolos uji dan terbukti menguntungkan bagi petani.

Pengendalian Hama dan Penyakit melalui Sistem Bercocok Tanam yang Benar

Berbagai usaha dalam bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman, mulai dari pengolahan tanah, jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan, pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.

Berikut ini 6 hal yang harus diperhatikan dalam sistem bercocok tanam yang benar:

1. Tanam Serempak

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

Dilahan irigasi dengan penanaman serempak, hama lebih menonjol dari pada penyakit. Berdasarkan luas serangannya, hama yang dominan merusak tanaman padi adalah tikus, wereng coklat, dan penggerek batang . Adakalanya keong mas, ganjur, lembing batu, ulat grayak, walang sangit, dan penyakit hawar daun bakteri juga dapat berkembang secara sporadis di lokasi tertentu. Sedangkan tanam tidak serempak dalam satu hamparan terjadi karena latar belakang teknis dan sosial. Pada pola tanam tidak serempak, penyakit tungro selain hama tikus sering menyebabkan instabilitas hasil. Namun demikian, resiko rendahnya hasil akibat serangan hama dan penyakit dapat dihindari dengan pola tanam serempak.

Pada saat ini petani dalam bercocok tanam agak berbeda dari beberapa tahun yang lalu, kalau dahulu para petani (petani budidaya padi ) melakukan penanaman serentak dalam satu daerah tertentu selah olah ada yang memberi komando, sedangkan pada akhir-akhir ini petani cenderung sendiri-sendiri dalam melakukan pola bercocok tanamnya. Menurut pengamatan penulis banyak ditemukan tanaman padi yang berbeda jauh waktu penanamannya terbukti pada satu hamparan persawahan yang bersebelahan, lahan satu sudah siap panen sedangkan lahan disebelahnya tanaman padinya dalam proses bunting susu. Hal ini menyebabkan populasi hama atau penyakit di daerah tersebut selalu ada / tidak terputus siklusnya. Jika hal ini terus berlanjut maka keberadaan hama atau penyakit dihamparan tersebut akan selalu ada.

2. Pengolahan Tanah

Secara umum untuk melakukan penanaman padi, tanah diolah secara sempurna, sampai pelumpuran, sehingga perakaran tanaman dapat tumbuh sempurna. Tetapi dibeberapa daerah, petani mengolah tanah tidak sempurna sehingga timbul berbagai masalah. Dari beberapa laporan, bahwa tanaman padi yang ditanam pada tanah yang tidak mendapat pengolahan sempurna terjadi peningkatan intesitas penyakit mentek yang disebabkan oleh nematoda Radophollus oryzae.

Hama tanaman padi seperti kepinding tanah, wereng coklat dan penggerek batang akan meningkat populasinya, jika tunggul tanaman padi tidak segera dibongkar dan tanah tidak diolah dengan sempurna. Hasil penelitianmemperlihatkan bahwa perilaku hama penggerek batang padi punggung putih pada saat panen berada diposisi 10 cm dari permukaan tanah. Karena itu, dianjurkan pemanenan dengan sabit dan memotong batang padi kurang dari 10 cm dari permukaan tanah dan tanah segera diolah atau digenangi air. Jarak tanam. Pengaturan jarak tanam sebagai salah satu komponen pengendalian merupakan merobahan iklim mikro (iklim sekitar tanaman) sedemikian rupa, sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan hama atau patogen (penyebab penyakit). Hasil pengkajian BPTP Sumatera Barat terhadap penerapan sistem tanam legowo 4:1 pada padi sawah dapat mengurangi serangan hama tikus.

Demikian juga terhadap intensitas penyakit blas, bercak daun coklat, busuk batang dan hawar daun bakteri dan beberapa penyakit yang disebabkan jamur akan berkurang pada pertanaman padi berjarak tanam longgar dan meningkat serangannya pada jarak tanam rapat, apalagi di musim hujan. Karena jarak tanam yang rapat akan meningkatkan kelembaban udara di sekitar tanaman yang akan menguntungkan bagi kehidupan jamur dan bakteri.

3. Waktu Tanam

Iklim berpengaruh terhadap kehidupan jasad pengganggu tanaman, untuk menghindari kerusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh jasad pengganggu tersebut perlu menentukan waktu tanam yang tepat. Dari pengamatan pertanaman padi gogo di daerah transmigrasi Sitiung terlihat bahwa infeksi blas meningkat pada pertanaman yang ditanam pada bulan Agustus dan September, sedangkan penanaman di luar bulan-bulan tersebut infeksi blas terlihat rendah bahkan dapat terhindar dari infeksi blas. Karena pada bulan-bulan tersebut terjadi musim hujan yang hampir merata setiap hari dengan curah hujan rendah sampai sedang. Keadaan yang seperti ini telah terbukti bahwa spora jamur penyebab blas (Pyricularia oryxae) banyak dilepaskan ke udara, dan spora-spora ini akan menginfeksi tanaman padi sehingga menimbulkan kerusakan tanaman.

Dari hasil penelitian penyakit tungro di Sulawesi Selatan menyatakan bahwa varietas padi Cisadane yang rentan terhadap wereng hijau dan penyakit tungro, ternyata terhindar dari serangan tungro dan wereng hijau, jika ditanam pada akhir Desember atau awal Januari. Hal ini disebabkan populasi wereng hijau yang infektif sangat rendah sampai akhir fase rentan varietas Cisadane.

Demikian juga terjadi pada tanaman kacang panjang/tanaman buncis. Populasi hama Apis/kutu apis akan berkurang pada musim hujan dan akan meningkat pada musim kemarau. Hal serupa juga terjadi pada hama kubis Plutella xytostella.

Penyakit bercak coklat sempit yang disebabkan oleh jamur Cercospora janseana pada musim kemarau memperlihatkan gejala serangan yang meningkat . Untuk itu hindari menanam varietas rentan pada musim kemarau.

4. Pengaturan Pengairan

Air merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase pertumbuhan (Vegetatif), tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman terhindar dari kerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat pada tanaman padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika digenangi dengan air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi yang baru dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan untuk menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan tikus perlu menggenangi lahan.

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

5. Pengaturan Pola Tanam

Menanaman tanaman padi terus menerus, apalagi dengan menanam tanaman yang memiliki tingkat ketahanan sama dengan tanaman sebelumnya, akan memberi peluang untuk meningkatnya populasi jasad perusak tanaman. Karena keadaan ini merupakan lingkungan yang sesuai dan tersedianya sumber makanan sepanjang musim bagi hama atau patogen. Untuk itu perlu pengaturan pola tanam berupa pergiliran tanaman padi dengan tanaman palawija atau sayur-sayuran. Pergiliran tanaman dapat juga dilakukan dengan melakukan pergiliran tingkat ketahanan tanaman padi. Pola tanam tumpang sari dalam areal penanaman padi dengan tanaman lain bukan padi dapat pula dilakukan untuk meningkatkan keragaman ekologi. Keadaan ini memungkinkan untuk berkembangnya predator dari hama tanaman padi pada tanaman bukan padi.

6. Pemupukan

Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan yang berlebihan, tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga memberi peluang tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Pemupukan nitrogen yang berlebihan pada tanaman padi gogo dan padi sawah mengakibatkan tanaman rentan terhadap infeksi penyakit blas dan bercak daun coklat Meningkatnya populasi hama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya dengan tingginya dosis pupuk nitrogen yang diberikan. Untuk menentukan kebutuhan nitrogen tanaman padi dianjurkan menggunakan bagan warna daun, sehingga pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan pemberian pupuk yang mengandung unsur silika (Si), Kalium (K) dan Calsium (Ca) dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap berbagai hama dan patogen

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Biologi

Penggunaan musuh alami serangga hama berupa predator dan parasitoid (parasit serangga hama) telah lama dilakukan, tetapi keberhasilanya belum optimal, dan pada umumnya digunakan untuk pengendalian hama, sedangkan untuk pengendalian penyakit masih belum banyak dilakukan.

Predator serangga hama adalah mahluk hidup yang secara aktif memangsa serangga hama. Pada umumnya ukuran predator lebih besar dari serangga hama. Parasitoid (parasit serangga hama) adalah mahluk hidup/agensia hidup dalam melakukan siklus hidupnya dengan memanfaatkan serangga hama baik secara langsung maupun melalui telur serangga hama (pasitoid telur). Parasitoid biasanya berukuran lebih kecil dari serangga hama walaupun tidak seratus persen. Parasitoid akan masuk kedalam tubuh serangga hama dan berkembang biak didalam tubuh serangga tersebut.

Penggunaan predator berupa laba-laba dan jamur Metarizium untuk pengendalian wereng coklat telah dilaporkan tingkat keberhasilannya, tetapi keberhasilan tersebut masih dalam tingkat penelitian di laboratorium atau dirumah kaca. Sedangkan dilapangan belum mencapai keberhasilan yang optimal, karena berbagai faktor yang menghalangi perkembangan predator dan parasitoid tersebut. Misalnya parasitoid yang berupa mikro organisme sangat rentan terhadap perubahan faktor iklim. Sehingga kehidupannya akan cepat terganggu jika terjadi perubahan suhu atau kelembaban udara. Demikian juga serangga parasitoid yang menempatkan telurnya pada inangnya berupa hama tanaman. Efektivitasnya akan terlihat jika populasi hama tanaman lebih tinggi dari populasi parasitoid, dan pada saat itulah parasitoid akan bekerja menekan perkembangan populasi hama.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara biologi dapat kita lakukan sebagai berikut:
  1. Menciptakan iklim micro yang lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari musuh alami hama dilahan pertaniannya.
  2. Menanam tanaman dengan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit.
  3. Melakukan pola bercocok tanam yang menguntungkan bagi musuh alami misalnya dengan tumpang sari,atau melakukan bera terhadap tanah garapan dan cara- cara yang lain.
  4. Melakukan pengendalian hama secara fisik terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan   pestisida.
  5. Pilih Pestisida alami/Pestisida Nabati terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan pestisida kimia,karena pestisida alami/Pestisida nabati biasanya lebih ramah terhadap musuh alami hama, dan mematikan terhadap hamanya.
  6. Apabila melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida maka pilihlah pestisida   yang selektif hanya membunuh serangga hamanya saja,dan dampak pestisida tersebut berdapak negatif sedikit pada musuh alami serangga hama.
  7. Mengembangbiakkan musuh alami hama. Cara ini membutuhkan ketrampilan dan keahlian   khusus,karena berdasarkan pengalaman kami, musuh alami hama akan berkembang di alam   tetapi pada saat dibiakkan secara invitro maupun invivo dalam rumah kaca akan mengalami   kesulitan- kesulitan.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan cara Kimiawi (perlu pertimbangan masak-masak)

Penggunaan pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit sangat jelas tingkat keberhasilannya. Penggunaan pestisida kimia merupakan usaha pengendalian yang kurang bijaksana,jika tidak dikuti dengan tepat penggunaan, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran,tepat jenis dan tepat konsentrasi.Keadaan ini yang sering dinyatakan sebagai penyebabkan peledakan populasi suatu hama.Karena itu penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama dan patogen perlu dipertimbangkan, dengan memperhatikan tingkat serangan, ambang ekonomi, pengaruhnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dan hewan.

Jika memang terpaka harus menggunakan cara kimia dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, maka harus kita perhatikan hal-hal berikut ini, yaitu tips menggunakan dan memilih pestisida kimia dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman:
  1. Kenali dulu Gejala pada tanaman hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab kerusakan pada tanaman. Apakah kerusakan pada tanaman disebabkan oleh hama atau gejala   yang timbul adalah penyakit.Apabila serangga hama maka semprot dengan Insektisida   tetapi kalau gejala adalah penyakit maka perlu pengamatan lebih lanjut penyebabnya. Apa   karena jamur atau bakteri atau karena micro organisme; Apabila kerusakan karena jamur   maka gunakan Fungisida dan apabila kerusakan kerena bekteri maka gunakan bakterisida   demikian juga seterusnya.
  2. Dalam memilih pestisida tanyakan kepada pelayan toko mengenai tipe dari pestisida tersebut, apakah merupakan racun kontak, racun pernafasan, racun lambung, atau racun yang bersifat sistemik.
  3. Apabila populasi hama dapat dilihat secara fisik/keberadaan hama ada di tanaman maka pilih pestisida yang bersifat racun kontak atau racun pernafasan karena racun ini akan segera membutuh hama apabila bahan aktif pestisida bersangkutan terkena secara fisik pada bagian tubuh hama. Tipe Pestisida racun kontak dan racun pernafasan akan efektif apabila bahan aktif terkena/terhirup oleh serangga hama.
  4. Apabila hama tanaman tidak tampak secara fisik/sedang sembunyi/aktifnya pada malam hari dan tidak memungkinkan bagi petani melakukan penyemprotan pada malam hari maka lihatlah gejala yang tampak apakah bagian tanaman terlihat rusak secara fisik seperti adanya gigitan serangga hama atau tidak. hal ini untuk mengetahui tipe alat mulut dari serangga hama perusak tanaman. Apabila serangga hama memiliki tipe alat mulut menggit dan mengunyah maka pilih Pestisida dengan tipe racun lambung. Dan apabila serangga hama memiliki alat mulut yang bertipe mencucuk dan menghisap seperti golongan kutu- wereng- walang sangit- apis dll maka gunakanlah Pestisida dengan tipe racun Sistemik. karena bahan aktif akan masuk kedalam jaringan tanaman sehingga apabila serangga yang bersangkutan menghisap cairan tanaman maka bahan aktif akan juga terhidap oleh serangga hama dan serangga hama bersangkutan akan mati karena bahan aktif tersebut.
Langkah-langkah umum pengendalian hama dan penyakit tanaman budidaya adalah sebagai berikut:

Secara umum, langkah-langkah PHT yang perlu dilakukan pada musim kemarau dititik beratkan untuk keberhasilan pengendalian hama tikus dengan cara sebagai berikut:
  1. Tanam serempak pada hamparan minimal 40 hektar.
  2. Pemberdayaan kelompok tani, minimal kelompok tani sehamparan untuk menerapkan paket PHT pengendalian tikus, dimulai dari saat pratanam sampai fase primordia.
  3. Persiapan lahan dan bahan untuk pengendalian tikus dengan sistem perangkap bubu (SPB) atau perangkap bubu linier (SPBL).
  4. Meningkatkan koordinasi antar petani dan aparat terkait agar pengendalian tikus dapat terlaksana dengan baik.
Sedangkan aspek yang perlu diperhatikan dalam mengendalikan hama dan penyakit pada musim hujan, mencakup:
  1. Tidak melakukan penanaman di luar jadwal.
  2. Penggunaan varietas tahan sesuai dengan biotipe/ras patogen.
  3. Memantau perkembangan terutama hama wereng coklat, penggerek batang, penyakit tungro,    dan penyakit hawar daun bakteri.
  4. Apabila perkembangan hama dan penyakit telah melebihi ambang kendali perlu dilakukan pengendalian dengan pestisida yang tepat.
Berikutnya jangan lupa simak pula:
Demikian Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya, semoga bermanfaat.

Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik

ZonaOrganik.Com - Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik - Banyak sekali bahan-bahan alami di sekitar kita yang bisa kita gunakan sebagai pupuk organik yang aman dan sehat bagi tanaman dan bagi manusia yang mengkonsumsinya.

Bahan alami ini memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda, oleh karena itu supaya menjadi pupuk organik yang memenuhi persyaratan sebagai pupuk yang lengkap dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, maka penggunaannya harus merupakan gabungan atau campuran beberapa bahan agar saling melengkapi kekurangannya.

Berikut ini beberapa bahan dan kandungan unsur haranya agar dalam membuat pupuk organik kita bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Bahan tersebut di antaranya adalah berbagai kotoran hewan ternak, limbah industri, dan limbah rumah tangga.

Untuk lebih jelasnya bisa kita simak pada tabel di bawah ini:

No
Bahan Pupuk Organik
Kandungan (%)
N
P
K
Ca
Mg
1
Kotoran sapi
1,1
2,5
0,5
3,0
0,66
2
Kotoran kuda
1,6
3,65
4,0
1,2
-
3
Kotoran kerbau
0,6
2,25
0,4
-
-
4
Kotoran ayam
1,5
9,45
0,4
3,0
0,6
5
Kotoran manusia
3,1
3,32
0,7
-
-
6
Guano/kotoran kelelawar
0,55
7,4
0,2
-
-
7
Azola
3,5
1,25
2,5
0,1
0,5
8
Sekam padi
0,8
0,2
-
-
-
9
Daun lamtoro
2,15
0,3
2,8
-
-
10
Kopra
3,1
-
-
-
-
11
Limbah tapioca
0,9
-
-
-
-
12
Limbah tahu
4,2
-
-
-
-
13
Darah ternak kering
11,0
1,25
-
-
-
14
Belatung
0,2
4,0
1,5
-
-
15
Kotoran kambing
1,5
0,66
2,5
1,5
-
16
Kotoran domba
2,0
0,5
2,3
3
1,2
17
Jerami
0,6
0,1
1,05
-
-
18
Tepung ikan
9,5
3,0
-
0,4
-
19
Abu kayu
-
0,9
4,0
25
2,1

Dari tabel di atas dapat kita cermati kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, oleh karena itu kita dapat membuat campuran beberapa bahan agar memenuhi persyaratan pupuk yang lengkap dalam menyediakan apa yang dibutuhkan tanaman.

Bahan organik ini nantinya akan diproses atau difermentasi menjadi kompos sebagai campuran media tanam ataupun sebagai pupuk organik.

Intinya, alam sekitar kita telah menyediakan berbagai bahan alami yang aman dan sehat, tinggal bagaiman kitanya dalam menyikapi, mau atau tidak memanfaatkannya, sementara sekarang ini telah membudaya di masyarakat sesuatu yang instan, termasuk pupuk.

Memang agak sedikit rumit untuk membuat pupuk organik, namun demi kesehatan dan kelestarian lingkungan, maka sebaiknya kita mempraktekkannya.

Jangan lupa baca juga:
Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik.

Demikian Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik, semoga bermanfaat.
Copyright © 2015. Zona Organik - All Rights Reserved
Template Editing by Zona Organik