Budidaya Sayuran Organik di Halaman Rumah

Budidaya Sayuran Organik di Halaman Rumah

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

ZonaOrganik.Com - Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya - Tujuan kita menanam atau melakukan budidaya tanaman adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu kita harus menempuh beberapa cara dan tahapan. Salah satunya adalah tahapan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Sekarang ini pemerintah sedang menggalakan pertanian secara terpadu dari proses awal hingga pasca panen, termasuk di dalamnya adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman budidaya.

Terdapat 5 cara untuk mengedalikan hama dan penyakit tanaman budidaya, yaitu fisik dan mekanik, penggunaan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, cara bercocok tanam, biologi, dan kimia.

Berikut ini penjelasannya satu persatu:

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Fisik dan Mekanik

Pengendalian hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan pada usaha pertanian dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca. Pengendalian hama atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan pengaliran udara. Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap.

Terkadang cara ini lebih efektif untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan memperhatikan waktu dan tempat yang tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat jengkal yang aktivitas hidupnya pada siang hari hal ini akan efektif tetapi akan terasa berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak atau ulat tanah secara fisik pada siang hari karena ulat grayak atau ulat tanah tidak akan ditemukan pada siang hari, demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga perhatikan siklus dari serangga hama maksudnya apabila anda ingin mengendalikan hama ulat tetapi saat ini siklusnya untuk daerah tersebut sudah menjadi kupu-kupu atau ngengat, maka jangan berharap anda bisa menemukan ulat yang anda maksud. Untuk itu kenali dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari serangga hama yang akan kita kendalikan secara fisik.

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Penggunaan Varietas Tahan

Penggunaan varietas tahan merupakan usaha pengendalian hama atau penyakit yang mudah dan murah bagi petani. Telah banyak varietas-varietas padi yang dilepas oleh Badan Penelitan dan Pengembangan Pertanian dan lembaga riset dalam dan luar negeri yang tahan terhadap hama dan penyakit utama tanaman.

Penggunaan varietas tahan telah terbukti dapat mengurangi kehilangan hasil, namun penggunaan varietas tahan yang memiliki gen ketahanan yang tunggal akan memacu timbulnya biotipe dan strain atau ras-ras baru yang akan lebih berbahaya. Untuk itu dianjurkan melakukan pergiliran varietas atau melakukan penanaman varietas padi yang memiliki berbagai tingkat ketahanan. Tindakan ini telah berhasil dalam menekan perkembangan penyakit blas dan tungro di Sulawesi Selatan. Karena pencapuran menanam padi yang memiliki keragaman tingkat ketahanan ini merupakan tindakan untuk meningkatkan diversifikasi lingkungan yang dapat menekan laju perkembangan populasi hama atau patogen.

Pada tingkat ini adalah peran dari para peneliti pertanian. Bagaimana mereka dapat menciptakan varietas tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit dan tentu saja dengan hasil yang lebih baik dari varietas sebelumnya. Sedangkan peran petani adalah dengan menanam jenis / varietas yang telah lolos uji dan terbukti menguntungkan bagi petani.

Pengendalian Hama dan Penyakit melalui Sistem Bercocok Tanam yang Benar

Berbagai usaha dalam bercocok tanam dapat menekan perkembangan jasad pengganggu tanaman, mulai dari pengolahan tanah, jarak tanam, waktu tanam, pengaturan pengairan, pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.

Berikut ini 6 hal yang harus diperhatikan dalam sistem bercocok tanam yang benar:

1. Tanam Serempak

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

Dilahan irigasi dengan penanaman serempak, hama lebih menonjol dari pada penyakit. Berdasarkan luas serangannya, hama yang dominan merusak tanaman padi adalah tikus, wereng coklat, dan penggerek batang . Adakalanya keong mas, ganjur, lembing batu, ulat grayak, walang sangit, dan penyakit hawar daun bakteri juga dapat berkembang secara sporadis di lokasi tertentu. Sedangkan tanam tidak serempak dalam satu hamparan terjadi karena latar belakang teknis dan sosial. Pada pola tanam tidak serempak, penyakit tungro selain hama tikus sering menyebabkan instabilitas hasil. Namun demikian, resiko rendahnya hasil akibat serangan hama dan penyakit dapat dihindari dengan pola tanam serempak.

Pada saat ini petani dalam bercocok tanam agak berbeda dari beberapa tahun yang lalu, kalau dahulu para petani (petani budidaya padi ) melakukan penanaman serentak dalam satu daerah tertentu selah olah ada yang memberi komando, sedangkan pada akhir-akhir ini petani cenderung sendiri-sendiri dalam melakukan pola bercocok tanamnya. Menurut pengamatan penulis banyak ditemukan tanaman padi yang berbeda jauh waktu penanamannya terbukti pada satu hamparan persawahan yang bersebelahan, lahan satu sudah siap panen sedangkan lahan disebelahnya tanaman padinya dalam proses bunting susu. Hal ini menyebabkan populasi hama atau penyakit di daerah tersebut selalu ada / tidak terputus siklusnya. Jika hal ini terus berlanjut maka keberadaan hama atau penyakit dihamparan tersebut akan selalu ada.

2. Pengolahan Tanah

Secara umum untuk melakukan penanaman padi, tanah diolah secara sempurna, sampai pelumpuran, sehingga perakaran tanaman dapat tumbuh sempurna. Tetapi dibeberapa daerah, petani mengolah tanah tidak sempurna sehingga timbul berbagai masalah. Dari beberapa laporan, bahwa tanaman padi yang ditanam pada tanah yang tidak mendapat pengolahan sempurna terjadi peningkatan intesitas penyakit mentek yang disebabkan oleh nematoda Radophollus oryzae.

Hama tanaman padi seperti kepinding tanah, wereng coklat dan penggerek batang akan meningkat populasinya, jika tunggul tanaman padi tidak segera dibongkar dan tanah tidak diolah dengan sempurna. Hasil penelitianmemperlihatkan bahwa perilaku hama penggerek batang padi punggung putih pada saat panen berada diposisi 10 cm dari permukaan tanah. Karena itu, dianjurkan pemanenan dengan sabit dan memotong batang padi kurang dari 10 cm dari permukaan tanah dan tanah segera diolah atau digenangi air. Jarak tanam. Pengaturan jarak tanam sebagai salah satu komponen pengendalian merupakan merobahan iklim mikro (iklim sekitar tanaman) sedemikian rupa, sehingga tidak menguntungkan bagi perkembangan hama atau patogen (penyebab penyakit). Hasil pengkajian BPTP Sumatera Barat terhadap penerapan sistem tanam legowo 4:1 pada padi sawah dapat mengurangi serangan hama tikus.

Demikian juga terhadap intensitas penyakit blas, bercak daun coklat, busuk batang dan hawar daun bakteri dan beberapa penyakit yang disebabkan jamur akan berkurang pada pertanaman padi berjarak tanam longgar dan meningkat serangannya pada jarak tanam rapat, apalagi di musim hujan. Karena jarak tanam yang rapat akan meningkatkan kelembaban udara di sekitar tanaman yang akan menguntungkan bagi kehidupan jamur dan bakteri.

3. Waktu Tanam

Iklim berpengaruh terhadap kehidupan jasad pengganggu tanaman, untuk menghindari kerusakan pada tanaman yang diakibatkan oleh jasad pengganggu tersebut perlu menentukan waktu tanam yang tepat. Dari pengamatan pertanaman padi gogo di daerah transmigrasi Sitiung terlihat bahwa infeksi blas meningkat pada pertanaman yang ditanam pada bulan Agustus dan September, sedangkan penanaman di luar bulan-bulan tersebut infeksi blas terlihat rendah bahkan dapat terhindar dari infeksi blas. Karena pada bulan-bulan tersebut terjadi musim hujan yang hampir merata setiap hari dengan curah hujan rendah sampai sedang. Keadaan yang seperti ini telah terbukti bahwa spora jamur penyebab blas (Pyricularia oryxae) banyak dilepaskan ke udara, dan spora-spora ini akan menginfeksi tanaman padi sehingga menimbulkan kerusakan tanaman.

Dari hasil penelitian penyakit tungro di Sulawesi Selatan menyatakan bahwa varietas padi Cisadane yang rentan terhadap wereng hijau dan penyakit tungro, ternyata terhindar dari serangan tungro dan wereng hijau, jika ditanam pada akhir Desember atau awal Januari. Hal ini disebabkan populasi wereng hijau yang infektif sangat rendah sampai akhir fase rentan varietas Cisadane.

Demikian juga terjadi pada tanaman kacang panjang/tanaman buncis. Populasi hama Apis/kutu apis akan berkurang pada musim hujan dan akan meningkat pada musim kemarau. Hal serupa juga terjadi pada hama kubis Plutella xytostella.

Penyakit bercak coklat sempit yang disebabkan oleh jamur Cercospora janseana pada musim kemarau memperlihatkan gejala serangan yang meningkat . Untuk itu hindari menanam varietas rentan pada musim kemarau.

4. Pengaturan Pengairan

Air merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase pertumbuhan (Vegetatif), tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman terhindar dari kerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat pada tanaman padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika digenangi dengan air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi yang baru dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan untuk menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan tikus perlu menggenangi lahan.

Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya

5. Pengaturan Pola Tanam

Menanaman tanaman padi terus menerus, apalagi dengan menanam tanaman yang memiliki tingkat ketahanan sama dengan tanaman sebelumnya, akan memberi peluang untuk meningkatnya populasi jasad perusak tanaman. Karena keadaan ini merupakan lingkungan yang sesuai dan tersedianya sumber makanan sepanjang musim bagi hama atau patogen. Untuk itu perlu pengaturan pola tanam berupa pergiliran tanaman padi dengan tanaman palawija atau sayur-sayuran. Pergiliran tanaman dapat juga dilakukan dengan melakukan pergiliran tingkat ketahanan tanaman padi. Pola tanam tumpang sari dalam areal penanaman padi dengan tanaman lain bukan padi dapat pula dilakukan untuk meningkatkan keragaman ekologi. Keadaan ini memungkinkan untuk berkembangnya predator dari hama tanaman padi pada tanaman bukan padi.

6. Pemupukan

Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan yang berlebihan, tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga memberi peluang tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Pemupukan nitrogen yang berlebihan pada tanaman padi gogo dan padi sawah mengakibatkan tanaman rentan terhadap infeksi penyakit blas dan bercak daun coklat Meningkatnya populasi hama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya dengan tingginya dosis pupuk nitrogen yang diberikan. Untuk menentukan kebutuhan nitrogen tanaman padi dianjurkan menggunakan bagan warna daun, sehingga pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sedangkan pemberian pupuk yang mengandung unsur silika (Si), Kalium (K) dan Calsium (Ca) dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap berbagai hama dan patogen

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Biologi

Penggunaan musuh alami serangga hama berupa predator dan parasitoid (parasit serangga hama) telah lama dilakukan, tetapi keberhasilanya belum optimal, dan pada umumnya digunakan untuk pengendalian hama, sedangkan untuk pengendalian penyakit masih belum banyak dilakukan.

Predator serangga hama adalah mahluk hidup yang secara aktif memangsa serangga hama. Pada umumnya ukuran predator lebih besar dari serangga hama. Parasitoid (parasit serangga hama) adalah mahluk hidup/agensia hidup dalam melakukan siklus hidupnya dengan memanfaatkan serangga hama baik secara langsung maupun melalui telur serangga hama (pasitoid telur). Parasitoid biasanya berukuran lebih kecil dari serangga hama walaupun tidak seratus persen. Parasitoid akan masuk kedalam tubuh serangga hama dan berkembang biak didalam tubuh serangga tersebut.

Penggunaan predator berupa laba-laba dan jamur Metarizium untuk pengendalian wereng coklat telah dilaporkan tingkat keberhasilannya, tetapi keberhasilan tersebut masih dalam tingkat penelitian di laboratorium atau dirumah kaca. Sedangkan dilapangan belum mencapai keberhasilan yang optimal, karena berbagai faktor yang menghalangi perkembangan predator dan parasitoid tersebut. Misalnya parasitoid yang berupa mikro organisme sangat rentan terhadap perubahan faktor iklim. Sehingga kehidupannya akan cepat terganggu jika terjadi perubahan suhu atau kelembaban udara. Demikian juga serangga parasitoid yang menempatkan telurnya pada inangnya berupa hama tanaman. Efektivitasnya akan terlihat jika populasi hama tanaman lebih tinggi dari populasi parasitoid, dan pada saat itulah parasitoid akan bekerja menekan perkembangan populasi hama.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara biologi dapat kita lakukan sebagai berikut:
  1. Menciptakan iklim micro yang lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan dari musuh alami hama dilahan pertaniannya.
  2. Menanam tanaman dengan varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit.
  3. Melakukan pola bercocok tanam yang menguntungkan bagi musuh alami misalnya dengan tumpang sari,atau melakukan bera terhadap tanah garapan dan cara- cara yang lain.
  4. Melakukan pengendalian hama secara fisik terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan   pestisida.
  5. Pilih Pestisida alami/Pestisida Nabati terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menggunakan pestisida kimia,karena pestisida alami/Pestisida nabati biasanya lebih ramah terhadap musuh alami hama, dan mematikan terhadap hamanya.
  6. Apabila melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida maka pilihlah pestisida   yang selektif hanya membunuh serangga hamanya saja,dan dampak pestisida tersebut berdapak negatif sedikit pada musuh alami serangga hama.
  7. Mengembangbiakkan musuh alami hama. Cara ini membutuhkan ketrampilan dan keahlian   khusus,karena berdasarkan pengalaman kami, musuh alami hama akan berkembang di alam   tetapi pada saat dibiakkan secara invitro maupun invivo dalam rumah kaca akan mengalami   kesulitan- kesulitan.
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan cara Kimiawi (perlu pertimbangan masak-masak)

Penggunaan pestisida kimia untuk pengendalian hama dan penyakit sangat jelas tingkat keberhasilannya. Penggunaan pestisida kimia merupakan usaha pengendalian yang kurang bijaksana,jika tidak dikuti dengan tepat penggunaan, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran,tepat jenis dan tepat konsentrasi.Keadaan ini yang sering dinyatakan sebagai penyebabkan peledakan populasi suatu hama.Karena itu penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama dan patogen perlu dipertimbangkan, dengan memperhatikan tingkat serangan, ambang ekonomi, pengaruhnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dan hewan.

Jika memang terpaka harus menggunakan cara kimia dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, maka harus kita perhatikan hal-hal berikut ini, yaitu tips menggunakan dan memilih pestisida kimia dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman:
  1. Kenali dulu Gejala pada tanaman hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab kerusakan pada tanaman. Apakah kerusakan pada tanaman disebabkan oleh hama atau gejala   yang timbul adalah penyakit.Apabila serangga hama maka semprot dengan Insektisida   tetapi kalau gejala adalah penyakit maka perlu pengamatan lebih lanjut penyebabnya. Apa   karena jamur atau bakteri atau karena micro organisme; Apabila kerusakan karena jamur   maka gunakan Fungisida dan apabila kerusakan kerena bekteri maka gunakan bakterisida   demikian juga seterusnya.
  2. Dalam memilih pestisida tanyakan kepada pelayan toko mengenai tipe dari pestisida tersebut, apakah merupakan racun kontak, racun pernafasan, racun lambung, atau racun yang bersifat sistemik.
  3. Apabila populasi hama dapat dilihat secara fisik/keberadaan hama ada di tanaman maka pilih pestisida yang bersifat racun kontak atau racun pernafasan karena racun ini akan segera membutuh hama apabila bahan aktif pestisida bersangkutan terkena secara fisik pada bagian tubuh hama. Tipe Pestisida racun kontak dan racun pernafasan akan efektif apabila bahan aktif terkena/terhirup oleh serangga hama.
  4. Apabila hama tanaman tidak tampak secara fisik/sedang sembunyi/aktifnya pada malam hari dan tidak memungkinkan bagi petani melakukan penyemprotan pada malam hari maka lihatlah gejala yang tampak apakah bagian tanaman terlihat rusak secara fisik seperti adanya gigitan serangga hama atau tidak. hal ini untuk mengetahui tipe alat mulut dari serangga hama perusak tanaman. Apabila serangga hama memiliki tipe alat mulut menggit dan mengunyah maka pilih Pestisida dengan tipe racun lambung. Dan apabila serangga hama memiliki alat mulut yang bertipe mencucuk dan menghisap seperti golongan kutu- wereng- walang sangit- apis dll maka gunakanlah Pestisida dengan tipe racun Sistemik. karena bahan aktif akan masuk kedalam jaringan tanaman sehingga apabila serangga yang bersangkutan menghisap cairan tanaman maka bahan aktif akan juga terhidap oleh serangga hama dan serangga hama bersangkutan akan mati karena bahan aktif tersebut.
Langkah-langkah umum pengendalian hama dan penyakit tanaman budidaya adalah sebagai berikut:

Secara umum, langkah-langkah PHT yang perlu dilakukan pada musim kemarau dititik beratkan untuk keberhasilan pengendalian hama tikus dengan cara sebagai berikut:
  1. Tanam serempak pada hamparan minimal 40 hektar.
  2. Pemberdayaan kelompok tani, minimal kelompok tani sehamparan untuk menerapkan paket PHT pengendalian tikus, dimulai dari saat pratanam sampai fase primordia.
  3. Persiapan lahan dan bahan untuk pengendalian tikus dengan sistem perangkap bubu (SPB) atau perangkap bubu linier (SPBL).
  4. Meningkatkan koordinasi antar petani dan aparat terkait agar pengendalian tikus dapat terlaksana dengan baik.
Sedangkan aspek yang perlu diperhatikan dalam mengendalikan hama dan penyakit pada musim hujan, mencakup:
  1. Tidak melakukan penanaman di luar jadwal.
  2. Penggunaan varietas tahan sesuai dengan biotipe/ras patogen.
  3. Memantau perkembangan terutama hama wereng coklat, penggerek batang, penyakit tungro,    dan penyakit hawar daun bakteri.
  4. Apabila perkembangan hama dan penyakit telah melebihi ambang kendali perlu dilakukan pengendalian dengan pestisida yang tepat.
Berikutnya jangan lupa simak pula:
Demikian Cara Lengkap Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya, semoga bermanfaat.

Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik

ZonaOrganik.Com - Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik - Banyak sekali bahan-bahan alami di sekitar kita yang bisa kita gunakan sebagai pupuk organik yang aman dan sehat bagi tanaman dan bagi manusia yang mengkonsumsinya.

Bahan alami ini memiliki kandungan unsur hara yang berbeda-beda, oleh karena itu supaya menjadi pupuk organik yang memenuhi persyaratan sebagai pupuk yang lengkap dalam menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, maka penggunaannya harus merupakan gabungan atau campuran beberapa bahan agar saling melengkapi kekurangannya.

Berikut ini beberapa bahan dan kandungan unsur haranya agar dalam membuat pupuk organik kita bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitar kita. Bahan tersebut di antaranya adalah berbagai kotoran hewan ternak, limbah industri, dan limbah rumah tangga.

Untuk lebih jelasnya bisa kita simak pada tabel di bawah ini:

No
Bahan Pupuk Organik
Kandungan (%)
N
P
K
Ca
Mg
1
Kotoran sapi
1,1
2,5
0,5
3,0
0,66
2
Kotoran kuda
1,6
3,65
4,0
1,2
-
3
Kotoran kerbau
0,6
2,25
0,4
-
-
4
Kotoran ayam
1,5
9,45
0,4
3,0
0,6
5
Kotoran manusia
3,1
3,32
0,7
-
-
6
Guano/kotoran kelelawar
0,55
7,4
0,2
-
-
7
Azola
3,5
1,25
2,5
0,1
0,5
8
Sekam padi
0,8
0,2
-
-
-
9
Daun lamtoro
2,15
0,3
2,8
-
-
10
Kopra
3,1
-
-
-
-
11
Limbah tapioca
0,9
-
-
-
-
12
Limbah tahu
4,2
-
-
-
-
13
Darah ternak kering
11,0
1,25
-
-
-
14
Belatung
0,2
4,0
1,5
-
-
15
Kotoran kambing
1,5
0,66
2,5
1,5
-
16
Kotoran domba
2,0
0,5
2,3
3
1,2
17
Jerami
0,6
0,1
1,05
-
-
18
Tepung ikan
9,5
3,0
-
0,4
-
19
Abu kayu
-
0,9
4,0
25
2,1

Dari tabel di atas dapat kita cermati kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, oleh karena itu kita dapat membuat campuran beberapa bahan agar memenuhi persyaratan pupuk yang lengkap dalam menyediakan apa yang dibutuhkan tanaman.

Bahan organik ini nantinya akan diproses atau difermentasi menjadi kompos sebagai campuran media tanam ataupun sebagai pupuk organik.

Intinya, alam sekitar kita telah menyediakan berbagai bahan alami yang aman dan sehat, tinggal bagaiman kitanya dalam menyikapi, mau atau tidak memanfaatkannya, sementara sekarang ini telah membudaya di masyarakat sesuatu yang instan, termasuk pupuk.

Memang agak sedikit rumit untuk membuat pupuk organik, namun demi kesehatan dan kelestarian lingkungan, maka sebaiknya kita mempraktekkannya.

Jangan lupa baca juga:
Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik.

Demikian Kandungan Unsur Hara Bahan Alami untuk Pupuk Organik, semoga bermanfaat.

Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik

ZonaOrganik.Com - Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik - Media tanam merupakan hal pokok dalam sebuah budidaya tanaman. Dalam hal budidaya tanaman organik, maka penggunaan bahan campuran untuk media tanam juga harus organik.

Kami selalu menggunakan bahan organik sebagai campuran media tanam (tanah). Bahan organik tersebut adalah kompos.

Sederhana dan mudah media tanam yang kami gunakan untuk budidaya cabe dan sayuran organik di halaman dan pekarangan rumah.

Kami mencampur tanah pekarangan dengan kompos dengan perbandingan antara 1:2 hingga 1:1. Campuran tanah dan kompos tersebut kemudian kami masukkan ke dalam karung untuk menanam cabe dan sayuran lainnya. Selain itu juga media tanam tersebut sekaligus kami gunakan untuk persemaian.

Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik

Kompos yang kami gunakan kami buat sendiri, yaitu dengan proses fermentasi bahan-bahan organik di sekitar kami.

Berikut ini bahan-bahan organik yang kami gunakan untuk membuat kompos:
  1. Pupuk kandang kotoran sapi
  2. Sekam padi yang kami bakar menjadi arang
  3. Serbuk gergajian, dan
  4. Sampah daun
Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik
 
Seluruh bahan kami fermentasi menggunakan mikroorganisme EM4 dan tetes tebu atau larutan gula. Proses fermentasi berlangsung antara 7 hingga 10 hari.

Dari proses fermentasi tersebut menghasilkan kompos yang bagus untuk pupuk organik buidaya cabe dan sayuran organik di halaman dan pekarangan rumah.

Kandungan unsur hara kompos tersebut tergolong lengkap, yaitu N, P, K, Ca, dan Mg, serta unsur hara lainnya.

Unsur hara tersebut sangatlah cukup untuk dijadikan pupuk tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik hingga menghasilkan buah dan sayuran yang sehat.
 
Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik

Untuk proses pembuatan arang sekam dapat kita baca pada:

Sedangkan untuk pembuatan komposnya bisa dibaca pada:

Demikian Media Tanam yang Bagus untuk Budidaya Cabe dan Sayuran Organik, semoga bermanfaat.

Ciri Ciri Tumbuhan untuk Bahan Pupuk Organik

ZonaOrganik.Com - Ciri Ciri Tumbuhan untuk Bahan Pupuk Organik - Dalam melakukan budidaya cabe dan sayuran organik, kami memanfaatkan tumbuhan di pekarangan sebagai bahan baku pembuat kompos di samping pupuk kandang kotoran sapi, serbuk gergajian, dan arang sekam.

Semua jenis tumbuhan hijau dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik, namun tidak semuanya bagus, hanya ada beberapa jenis yang memiliki kandungan zat yang dibutuhkan tanaman.

Bagian tumbuhan yang sering digunakan sebagai pupuk organik adalah daun, tangkai, dan batangnya yang masih muda. Bahan tersebut mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang, yaitu utamanya nitrogen.

Jenis tumbuhan yang paling baik untuk bahan baku pupuk organik adalah tumbuhan yang akarnya memiliki hubungan saling menguntungkan dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Jenis tumbuhan seperti itu dikenal dengan nama tanaman legum. Baca juga 5 Manfaat Penting Tanaman Legum Bagi Manusia.

Ciri Ciri Tumbuhan untuk Bahan Pupuk Organik

Tumbuhan leguminosa biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik dan biasanya juga ditanam sebagai tanaman sela atau tanaman rotasi untuk memanfaatkan waktu kosong sehingga tanah tidak menganggur ketika pergantian musim, misalnya kacang tanah, kedelai, kacang hijau yang ditanam setelah musim tanam padi kedua untuk mengisi musim kemarau menunggu musim hujan setiap tahunnya.

Ciri Ciri Tumbuhan untuk Bahan Pupuk Organik

Berikut ini adalah ciri-ciri tumbuhan yang biasa digunakan sebagai bahan pembuat pupuk organik:
  1. Memiliki sistem perakaran yang dangkal dan berjenis akar serabut.
  2. Pertumbuhannya sangat cepat dan memiliki daun yang rimbun.
  3. Mengandung banyak nitrogen.
  4. Batang pohonnya tidak terlalu keras.
  5. Tahan terhadap kondisi kering pada saat musim kemarau.
  6. Apabila untuk tanaman sela, dipilih jenis tanaman yang tidak merambat.
  7. Memiliki tekstur daun yang lunak sehingga mudah dan cepat terurai oleh mikroorganisme.
Dari ciri-ciri di atas dapat diketahui bahwa tanaman yang bagus untuk pupuk organik di antaranya adalah tanaman kacang-kacangan, turi, lamtoro, albasia (trembesi), dan pohon-pohon sejenisnya.

Daun dari tumbuhan di atas biasanya digunakan sebagai campuran pembuatan popok kompos dan juga bisa menjadi bahan utamanya. Baca juga Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik.

Demikian Ciri Ciri Tumbuhan untuk Bahan Pupuk Organik, semoga bermanfaat.

Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma pada Tanaman Budidaya

ZonaOrganik.Com - Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma pada Tanaman Budidaya - Gulma merupakan tumbuhan pengganggu. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan pertanian dan dapat berakibat menurunkan hasil dari tanaman budidaya.

Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya.

Gulma dapat menurunkan hasil produksi pertanian karena mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya yaitu merebut nutrisi atau unsur hara. Contoh beberapa jenis tumbuhan yang dikenal sebagai gulma utama adalah rumput teki dan alang-alang.

Berikut ini 3 jenis gulma yang secara umum kita kenal yang bBerdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Masing-masing jenis gulma tersebut memiliki karakteristik tersendiri yang memerlukan strategi khusus untuk mengendalikannya.
Kami ZonaOrganik.Com melakukan budidaya cabe dan sayuran lainnya menggunakan karung bekas, sehingga dapat meminimalisir gangguan gulma karena media tanam terlokalisir hanya dalam karung saja. Mungkin ini salah satu solusi untuk menghindari gangguan gulma.

Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma pada Tanaman Budidaya
 
1. Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma Teki-Tekian

Rumput teki-tekian memiliki daya tahan luar biasa jika hanya dikendalikan dengan dicabut atau disiangi karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalur fotosintesis C4 yang sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat.

Ciri-ciri gulma teki-tekian adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.

Cara mengatasinya adalah dengan mencabut secara rutin setiap kali gulma tersebut muncul dan jangan menunggu hingga berkembang banyak.

Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma pada Tanaman Budidaya

2. Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma Rerumputan
Gulma rurumputan memiliki ukuran yang bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun, contoh gulama rerumputan adalah:
  1. Panicium repens
  2. Eleusine indica
  3. Axonopus compressus, dll
Cara mengatasinya adalah dengan mencabut secara rutin setiap kali gulma tersebut muncul dan jangan menunggu hingga berkembang banyak.
Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma pada Tanaman Budidaya
3. Cara Mudah dan Murah Mengatasi Gulma Berdaun Lebar
Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidu didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).
Cara umum yang biasa dilakukan oleh petani adalah dengan melakukan pendangiran atau dengan mencabutnya.
Di Amerika dan di Eropa, pada hari-hari tertentu petani mengajak anak-anak sekolah untuk datang mengunjungi pertaniannya, mengenalkan pertanian dan mengajak anak-anak mencabut gulma yang tumbuh. Beberapa petani menggaji anak-anak di hari libur khusus untuk mencabut rumput saja.
Selain itu penggunaan varitas tanaman yang bisa bersaing dengan gulma lebih menguntungkan, karena mampu tumbuh cepat terutama saat-saat awal pertumbuhan hingga mampu mengalahkan gulma.

Jangan lupa baca juga:
Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan
 

Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan

ZonaOrganik.Com - Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan - Budidaya cabe dan sayuran yang kami lakukan menganut sistem budidaya organik, yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai pupuknya. Demikian juga dalam pengendalian dan pembasmian hama dan penyakit tanamannya.

Pupuk organik adalah merupakan bahan-bahan organik atau bahan karbon. Pupuk organik yang kami gunakan pada umumnya berasal dari tumbuhan dan hewan yang kami campurkan ke dalam media tanam berupa tanah pekarangan secara spesifik sebagai sumber hara yang pada umumnya mengandung nitrogen yang berasal dari tumbuhan dan hewan.

Kondisi umum yang dimiliki oleh pupuk organik adalah bahwa kandungan unsur haranya rendah dan sangat bervariasi, proses penyediaan unsur haranya terjadi secara lambat, dan menyediakan unsur hara dalam jumlah terbatas.

Jenis-jenis pupuk organik yang kami gunakan dalam budidaya cabe dan sayuran dalam karung, ada 2 yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan
Pupuk organik padat yang kami gunakan yaitu:
  1. Pupuk kompos
  2. Pupuk organik Petroganik
  3. Kokopit
Sedangkan pupuk organik cair yang kami gunakan adalah:
  1. POC dari ramuan urin sapi dan daun-daunan
  2. POC fermentasi sabut kelapa
  3. Air cucian beras
Produk yang kami hasilkan dari budidaya cabe dan sayuran organik dalam karung banyak disukai masyarakat di sekeliling kami, terutama tetangga dekat.

Entah tahu atau tidak bedanya organik dengan kimia, yang jelas mereka suka membeli cabe dan sayuran dari kami karena beberapa hal, yaitu:
  1. Murah
  2. Segar, karena dipetik ketika ada yang membeli
  3. Kapan saja ada (ready stock)
  4. Produk organik lebih aman bagi kesehatan
Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan

Kabarnya, masyarakat di negara-negara maju mulai beralih mengkonsumsi produk yang dihasilkan secara organik.
Produk-produk yang dihasilkan dari budidaya yang menggunakan pupuk organik memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Itulah beberapa alasan mengapa Prospek Budidaya Cabe dan Sayuran Organik Semakin Cerah ke Depan?
Jangan lupa baca juga:

Demikian, mari mulai sekarang memanfaatkan halaman rumah untuk budidaya sayuran secara organik untuk keluarga kita. Selamat mencoba, semoga sukses.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

ZonaOrganik.Com - Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik - Limbah organik tersedia melimpah di sekitar kita, agar tidak menimbulkan masalah, sebaiknya kita buat menjadi kompos yang dapat memberikan nilai tambah bagi kita.

Kompos merupakan hasil penguraian tidak lengkap atau parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

Pengomposan merupakan proses bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Berikut ini cara kami ZonaOrganik.Com membuat kompos dengan sederhana, mudah, dan murah memanfaatkan limbah organik sebagai pupuk organik untuk budidaya cabe dan sayuran di dalam karung dengan perbandingan bahan
  1. Pupuk kandang 9 karung
  2. Arang sekam atau sekam bakar 3 karung
  3. Sampah daun 3 karung
  4. Limbah gergajian 3 karung
  5. Gula pasir 1/4 kg (jika ada menggunakan tetes tebu)
  6. EM4 5 tutup botol
  7. Air secukupnya agar semua bahan basah
1. Letakkan semua bahan di tanah secara bergantian. Pertama pupuk kandang, dalam hal ini ZonaOrganik.Com menggunakan kotoran sapi.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

2. Kemudian letakkan arang sekam di atas pupuk kandang, biarkan tumpukan bahan menggunung dan berselang-seling agar mudah dalam proses pencampurannya.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

3. Lapisan ketiga adalah sampah daun. Semua bahan kita letakkan karung demi karung dengan berselang-seling.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

4. Selanjutnya tambahkan limbah gergajian.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

5.Diteruskan dengan semua bahan lainnya agar menjadi menggunung dan berselang-seling.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

6. Selanjutnya aduk menggunakan cangkul hingga semua bahan tercampur rata.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

7. Selanjutnya hamparkan semua bahan dengan ketebalan kurang lebih 20 cm.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

8. Kemudian buat larutan 1/4 kg gula dengan menggunakan air dan masukkan ke dalam ember yang telah berisi air.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

9. Tambahkan EM4 sebanyak 5 tutup botol kemudian aduk air hingga semua bahan tercampur rata.

Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

10. Siramkan larutan gula dan EM4 ke atas bahan organik hingga rata, yaitu semua bahan menjadi basah. Kemudian aduk hingga tercampur rata.
Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik

11. Terakhir, tutup menggunakan plastik atau terpal. Jangan terkena sinar matahari langsung. Setelah 7-10 hari, kompos siap digunakan.

Untuk lebih jelasnya bisa kita simak videonya berikut ini:
Video 1


Video 2



Jangan lupa baca juga:

Demikian Cara Mudah Membuat Pupuk Kompos Kotoran Hewan Sekam Bakar dan Sampah Organik, selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Copyright © 2015. Zona Organik - All Rights Reserved
Template Editing by Zona Organik